Mama-mama Papua Saat Melakukan Demonstrasi Di Kantor Gubernur Papua (Foto: MG)
JAYAPURA - Dana miliaran untuk Raimuna Nasional, Pembuatan dan Perancangan Undang-undang Otonomi Plus (Otsus Plus), Natal Nasional, Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Pekan Olaraga Nasional (Pon), menjadi pertanyaan bagi mama-mama pedagang asli Papua.
“Miliaran Rupiah Untuk
Raimuna, Otsus Plus, Natal Nasional, KNPI, PON, Baru Pasar Mama-mama papua?”
Bunyi sebuah pamflet yang dibuat mama-mama pedagang asli Papua ketika melakukan
aksi demonstrasi di kantor Gubernur dok
II Jayapura, Papua, Selasa (3/2/2015) siang.
Saat ini, mama-mama Papua beranggapan
bahwa Pemerintah Provinsi Papua lebih memilih menghambur-hamburkan uang demi mencari
jati diri ketimbang melayani rakyatnya yang sedang menderita dan tertindas di
atas negerinya sendiri.
Pasalnya, tempat berjualan
mereka sudah tidak layak. Banyak mama-mama Papua yang berjualan di atas lumpur
akibat tidak ada tempat untuk di jadikan meja jualan.
Permintaan tentang
pembagunan pasar mama-mama Papua sudah lama sejak masa Gubernur Barnabas Suebu,
namun yang di bangun hanya pasar sementara mama-mama Papua di jalan percetakan
Kota Jayapura, padahal yang diminta
mama-mama Papua adalah pasar permanen bukan pasar sementara.
Bukan cuma itu saja, saaat
ini, mama-mama Papua merasa terancam dan tertindas dengan hadirnya
penjual-penjual illegal yang datang dari luar Pulau yang menjual hasil bumi
Papua.
“kami minta tolong agar
pemerinta memproteksi Hasil Komoditi usaha ekonomi dan pasar bagi pedagang asli
Papua,” tulisan dalam sebuah spanduk yang dibawah mama-mama Papua.
Dalam spanduk tersebut jelas
bahwa hasil bumi Papua seperti pinang, keladi, singkong, petatas, sayur-sayuran
telah di jual oleh pedagang-pedagang non Papua yang secara tidak langsung telah
menunrungkan pendapatan pedangan asli Papua.
Melihat kondisi seperti ini
seharusnya Pemerintah Provinsi Papua membuat peraturan daerah khusus (Perdasus)
untuk memproteksi pedagang-pedagang non Papua untuk tidak menjual hasil bumi
Papua dan cuma bisa di jual oleh mama-mama Papua saja.
Salah seorang mama yang
tidak mau disebutkan namanya di kantor Gubernur dok II Jayapura mengatakan,
pada tahun dua ribuan ke bawah biasanya dirinya mendapakan hasil yang sangat
memuaskan untuk menafkai keluargganya, namun, semenjak Papua mendapatkan dana
Otonomi Khus yang seharusnya membawah kesejahtraan bagi dirinya justru membawah
kesengsaraan bagi keluarggannya.
Menurtnya, walaupun otonomi
khusus sudah berjalan belasan tahun lamannya diatas tanah papua namun sampai
saat ini orang Papua masih miskin malah lebih miskin dari yang diharapkan.
“Otsus ini bikin menderita
saja, waktu trada otsus tong aman-aman saja,” ungkap mama yang kesehariannya
berjualan pinang di pasar hamadi ini.
Lanjutnya, saat ini
pendapatannya pas-pasan dan cukup untuk makan dan minum sehari-hari saja, kalau
untuk uang sekolah anak kami agak kewalahan. Di pasar sekarang banyak
persaingan kami sudah tidak aman lagi tuturnya.
Selain itu dalam kesempatan
yang sama, Wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, mengatakan Pemerintah Provinsi
Papua tidak pernah tinggal diam dan dalam waktu dekat pembagunan pasar
mama-mama Papua akan segera dibagun.
“bulan ini ada tim dari Jakarta
datang ke Jayapura. mereka datang survey dua tempat untuk dibangun pasar
mama-mama Papua di Sentani dan Jayapura kota, sesuai dengan peletakan batu yang
dilakukan Bapak Presiden Jokowi” katanya merespon permintaan mama-mama Papua.
Tambahnya, Pemerintah
Provinsi Papua juga telah menyiapkan jaminan Kredit daerah bagi mama-mama
pedagang Asli Papua guna mempermudah mama-mama Papua.
“kami lakukan hal ini supaya
mama-mama Papua ini bisa minta pinjaman modal dengan gampang nantinya.”
Klemen menjelaskan, apa yang
dipikirkan mama-mama Papua sama seperti apa yang dipikirkan Pemerintah Provinsi
Papua saat ini yaitu memproteksi semua hasil bumi yang ada di atas tanah Papua.
“saya pikir tujuan kita
sama, hari ini mama datang untuk kita bangkitkan semangat untuk sama-sama kawal
barang ini agar cepat di proses,” ungkapnya
Robet jitdmau, kordinator
solidaritas pedagang asli Papua (Solpap) dalam pers rilinya mengatakan bahwa
sebenarnya yang diminta mama-mama pedangan asli Papua itu, Segera mengeluarkan
perdasus atau pergub yang harus berlaku di seluruh tanah papua untuk melarang
orang non Papua untuk menjual komoditas orang asli Papua.
Pihaknya meminta perda nomor
15 tahun 2008 tentang kependudukan agar arus migrasi secara besar-besaran saat
ini bisa diatasi dari bumi Papua. (MG)
Bapak Muhammad Rupiah, maaf ini bukan persoalan togel atau apa?
BalasHapusIni persoalan pembangunan pasar mama-mama Papua.